0
Home  ›  Kolom  ›  Lokal  ›  Religi

Refleksi Santri atas Kasus Trans7 yang Tengah Viral

Beberapa waktu terakhir, media sosial ramai memperbincangkan tayangan dari salah satu stasiun televisi nasional, Trans7, yang dianggap merendahkan kalangan santri. Potongan tayangan itu menimbulkan reaksi luas di berbagai kalangan, terutama dari para santri dan alumni pesantren. Banyak yang merasa bahwa citra santri disalahpahami dan digambarkan secara tidak pantas.

Namun sebagai santri, kita perlu melihat persoalan ini dengan kepala dingin. Walaupun tayangan tersebut terkesan merendahkan, seharusnya kita bisa bersikap lebih profesional dan bijak. Bukan dengan marah atau membalas hinaan, melainkan dengan menunjukkan akhlak dan sikap terdidik sebagaimana yang diajarkan di pesantren. Coba bayangkan, ketika perendahan itu dilakukan namun kita tetap bersikap rendah hati, mereka yang semula meremehkan justru akan belajar menghormati.

Santri tidak hanya belajar membaca kitab, tetapi juga belajar bagaimana menata hati. Di pesantren, kita diajarkan untuk sabar, tawadhu’, dan mengedepankan adab di atas segalanya. Maka ujian seperti ini seharusnya tidak membuat kita tersulut emosi, melainkan menjadi sarana untuk membuktikan kualitas diri.

Kita boleh kecewa, tetapi jangan kehilangan arah. Kritik yang disampaikan dengan cara santun akan jauh lebih kuat daripada luapan amarah. Justru di sinilah momen penting bagi santri untuk menunjukkan bahwa kita bukan generasi yang mudah tersinggung, melainkan generasi yang cerdas dan beradab.

Kasus ini hendaknya dijadikan pelajaran bagi media agar lebih berhati-hati dalam menampilkan konten yang menyentuh ranah keagamaan atau lembaga pendidikan. Sementara bagi kita para santri, mari tetap menjaga marwah pesantren dengan cara yang mulia. Sebab, kemuliaan itu tidak ditentukan oleh bagaimana orang lain memperlakukan kita, tetapi oleh bagaimana kita membalas perlakuan mereka dengan akhlak terbaik.

Posting Komentar
Menu
Share
Additional JS